#SIP: EVOLUSI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER


#SIP: EVOLUSI SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

   
  

Evolusi Sistem Informasi Berbasis Komputer        

                         




a.      Fokus Data (SIA)

Menurut Sarosa (2008), sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan, dan memproses data sehingga menghasilkan informasi yang berguna dalam membuat keputusan. SIA bisa berupa kertas dan alat tulis (manual) maupun terkomputerisasi penuh (serba otomatis) atau kondisi di antara keduanyaa (gabungan manual dan komputerisasi). Teknologi hanyalah alat untuk menyusun, memelihara, ataupun menyempurnakan sistem..

Menurut Barry (dalam buku Fauzi, 2017), sistem informasi akuntansi (SIA) adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi keuangan dan juga informasi yang didapat dari pengumpulan dan pengolahan data transasksi.

Menurut George & William (dalam buku Fauzi, 2017), sistem informasi akuntansi (SIA) adalah kumpulan sumber daya seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data ekonomi menjadi informasi yang berguna.

Menurut John & Martin (dalam buku Fauzi, 2017), sistem informasi akuntansi (SIA) adalah suatu subsistem dari sistem informasi bisnis yang dihubungkan dengan tipe suatu informasi dan pengolahan informasi yang termasuk di dalam bagian fungsi akuntansi.

Menurut Stephen & Mark (dalam buku Fauzi, 2017), sistem informasi akuntansi (SIA) adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi finansial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan.

Menurut Marshall & Paul (dalam buku Fauzi, 2017), sistem informasi akuntasi (SIA) terdiri dari 5 komponen yaitu:

1.      Orang-orang yang mengoperasikan sistem tersebut dan melaksanakan berbagai fungsi.

2.      Prosedur-prosedur baik manual maupun terotomasi yang dilibatkan dalam mengumpulkan, memproses dan menyimpan data tentang aktivis-aktivis organisasi.

3.      Data tentang proses-proses bisnis organisasi.

4.      Software yang dipakai untuk memproses data organisasi.

5.      Infrastruktur teknologi informasi termasuk komputer, peralatan pendukung dan peralatan untuk komunikasi jaringan.





b.      Fokus Informasi (SIM)

Menurut Abdul Kadir (dalam buku Yulia, 2012), sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem informasi yang digunakan untuk menyajikan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Biasanya SIM menghasilkan informasi untuk memantau kerja, memelihara koordinasi, dan
menyediakan informasi untuk operasi organisasi. Umumnya SIM mengambil data dari sistem pemrosesan transaksi.

Menurut Azhar Susanto (dalam buku Yulia, 2012), sistem informasi manajemen (SIM) pada dasarnya merupakan sistem informasi yang kompleks. Untuk menjelaskan konsep sistem informasi manajemen secara menyeluruh karena kompleksnya, maka akan sulit kalau tidak dipecah ke dalam sub-sub sistem informasi berdasarkan fungsi organisasi dan menyajikannya dalam bentuk model-model dari sub-sub sistem informasi tersebut. Model ini akan menyederhanakan permasalaha  dari sistem informasi manajemen yang sesungguhnya sehingga bisa dituangkan dalam selembar kertas. Penjelasan mengenai model-model dilengkapi dengan contoh model data flow chart (diagram arus data/ DAD) dan tampilan model softwarenya.

Menurut George M. Scott (dalam buku Yulia, 2012), sistem informasi manajemen (SIM) adalah serangkaian subsistem informasi yang menyeluruh dan terkoordinasi secara rasional terpadu yang mampu mentransformasi data sehingga menjadi informasi lewat serangkaian cara guna meningkatkan produktivitas yang sesuai dengan gaya dan sifat manajer atas dasar kriteria mutu yang telah ditetapkan.

Menurut Gordon B. Davis (dalam buku Yulia, 2012), sistem informasi manajemen (SIM) adalah sistem manusia atau mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung fungsi operasi manajemen dan pengambilan keputusan dari suatu organisasi.

Menurut Mc. Leod (dalam buku Yulia, 2012), sistem informasi manajemen (SIM) adalah sekumpulan sistem informasi yang saling berinteraksi, yang memberikan informasi, baik untuk kepentingan operasi atau kegiatan manajerial. Yang terpenting dari aspek tersebut adalah keseluruhannya.  Karena SIM akan melintasi seluruh sistem penyedia informasi di berbagai lapis organisasi. Oleh sebab itu ditekankan  bahwa SIM adalah kumpulan sistem informasi dan bukan sistem keseluruhan (total sistem).

c.       Fokus pada Pendukung Keputusan (SPK)

Menurut Mann & Watson (dalam buku Utama, 2017), sistem penunjang keputusan adalah Sistem yang interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.

Menurut Maryam & Albert (dalam buku Utama, 2017), sistem penunjang keputusan adalah suatu kumpulan prosedur pemprosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan.

Menurut Raymond McLeod (dalam buku Utama, 2017), sistem penunjang keputusan adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.

Menurut Bonczek (dalam buku Latif & Jamil, 2018) mendefinisikan sistem pendukung keputusan sebagai sistem berbasis komputer yang terdiri dari tiga komponen yang saling berinteraksi, yaitu sistem bahasa (mekanisme untuk memberikan komunikasi antar pengguna dan komponen SPK yang lain), sistem pengetahuan (repositori pengetahuan domain masalah yang ada entah sebagai data atau sebagai prosedur), dan sistem pemrosesan masalah (hubungan antara komponen lainnya terdiri dari satu atau lebih kapabilitas manipulasi masalah umum yang diperlukan untuk pengambilan keputusan).

Menurut Turban ( dalam buku Latif & Jamil, 2018),  sistem pengambilan keputusan merupakan implementasi teori-teori pengambilan keputusan yang telah diperkenalkan oleh ilmu-ilmu seperti operation research dan menegement science, hanya bedanya adalah bahwa jika dahulu untuk mencari penyelesaian masalah yang dihadapi harus dilakukan perhitungan iterasi secara manual (biasanya untuk mencari nilai minimum, maksimum, atau optimum), saat ini computer PC telah menawarkan kemampuannya untuk menyelesaikan persoalan yang sama dalam waktu relatif singkat.



Gambaran Konsep SPK menurut Herbert (dalam buku Latif & Jamil, 2018) :

                        
     



1.      Masalah Terstruktur, merupakan suatu masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahap pertama, yaitu intelijen, rancangan dan pilihan.

2.      Masalah Tak Terstruktur, merupakan masalah yang sama sekali tidak memiliki struktur pada 3 tahap diatas.

3.      Masalah Semi-Terstruktur, merupakan masalah yang memiliki struktur hanya pada satu atau dua tahap.



d.      Fokus pada Komunikasi (Otomatisasi Kantor)         

                       

Menurut Jogiyanto (1999), otomatisasi Kantor merupakan sebuah rencana untuk menggabungkan teknologi tinggi melalui perbaikan proses pelaksanaan pekerjaan demi meningkatkan produktifitas pekerjaan. Asal mula otomatisasi kantor di awal 1960-an, ketika IBM menciptakan istilah word processing untuk menjelaskan kegaitan devisi mesin tik listriknya. Bukti nyata, pada tahun 1964, ketika IBM memasarkan mesin yang disebut Magnetic Tape/Selectric Typewriter (MT/ST) yaitu mesin ketik yang dapat mengetik kata-kata yang telah direkam dalam pita magnetik secara otomatis.

Menurut Nagpal (2000) menjelaskan bahwa otomatisasi kantor atau office automation (OA) adalah komputer berbasis sistem informasi yang mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mengirimkan pesan elektronik, dokumen, dan bentuk lain dari komunikasi antar individu, kelompok kerja, dan organisasi. Sistem tersebut dapat meningkatkan produktivitas pengguna di bidang manajerial, tenaga profesional dan staf lain secara signifikan mengurangi waktu dan upaya yang diperlukan untuk memproduksi, akses dan menerima komunikasi bisnis.

Menurut Umar (2005), otomatisasi kantor atau office automation (OA) dapat memudahkan komunikasi dan meningkatkan produktivitas di antara para manajer dan pekerja kantor melalui penggunaan alat-alat elektronik. OA telah berkembang meliputi beragam aplikasi seperti konferensi jarak jauh (teleconference), voice mail, e-mail (surat elektronik), electronic calendaring, facsimile transmission, dan desktop publishing. Istilah lainnya dalam menggunakan semua aplikasi OA tersebut dinamakan dengan kantor virtual (virtual office).

Menurut Mcleod (2008), otomatisasi kantor adalah penerapan otomatisasi, seperti teknologi komputer pada pekerjaan kantor. Usaha untuk mencapai tingkat otomatisasi kantor adalah ukuran dari teknologi informasi untuk mencapai kriteria penting, sebagai platform aplikasi otomatisasi kantor perusahaan. Tiga teknologi saling berinteraksi untuk membuat sistem tanggap-cepat menjadi feasible. Teknologi ini adalah EDI, identifikasi kode bar UPC, dan teknologi scanning,  seperti terminal eceran point of sale (POS).

Menurut Mirza (2013), otomatisasi kantor adalah penggunaan alat elektronik untuk memudahkan komunikasi formal dan informal terutama berkaitan antara komunikasi informal dengan orang-orang di dalam dan di luar perusahaan untuk meningkatkan produktivitasnya.



e.       Fokus Konsultasi (Sistem Pakar)    

              


Menurut Kusrini (2006), sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dipecahkan oleh seseorang pakar dalam bidang tersebut.

Menurut Ukar (2006), Sistem pakar atau expert system (ES) adalah suatu sistem yang berfungsi sebagaiseorang spesialis dalam suatu bidang. Sistem yang menggambarkan segala macam sistem yang menerapkan kecerdasan buatan untuk pemecahan masalah dinamakan dengan sistem berbasis pengetahuan (knowledge-bases sistems). Adapun komponen-komponen dalam sistem pakar, yaitu:

1.      User Interface: memungkinkan pemakai untuk berinteraksi dengan sistem pakar

2.      Knowledge Base: menyimpan pengetahuan yang digunakan untuk memecahkan masalah tertentu.

3.      Interface Engine: memberikan kemampuan penalaran yang menginterpretasikan isi dari knowledge base.

4.      Development Engine: digunakan oleh ahli dan analisis system untuk menciptakan sistem pakar.

Menurut Goel (2010), sistem pakar atau expert system adalah sebuah sistem informasi yang memiliki intelegensi buatan (Artificial Intelegent) yang menyerupai intelegensi manusia. Sistem pakar mirip dengan DSS yaitu bertujuan menyediakan dukungan pemecahan masalah tingkat tinggi untuk pemakai. Perbedaan ES dan DSS adalah kemampuan ES untuk menjelaskan alur penalarannya dalam mencapai suatu pemecahan tertentu. Sangat sering terjadi penjelasan cara pemecahan masalah ternyata lebih berharga dari pemecahannya itu sendiri.

Menurut Turban (dalam buku Gaol, 2010), sistem pakar atau expert system adalah program komputer yang menirukan seorang pakar dengan keahlian pada suatu wilayah pengetahuan tertentu. Permasalahan yang di tanganin seorang pakar jelas bukan hanya alogaritma, namun lebih dari itu seorang pakar biasanya menyelesaikan masalah yang lebih rumit dan pemahamannya sulit untuk di pahami. Sistem pakar juga demikian, bukan hanya berisi alogaritma namun juga pengetahuan dan aturan.

Menurut Roharjana (2017), sistem pakar atau expert system (ES) merupakan representasi pengetahuan yang menggambarkan cara seseorang ahli dalam mendekati suatu masalah. ES lebih berpusat pada bagaimana mengkodekan memanipulasi pengetahuan dari informasi. Adapun cara kerja ES sebagai berikut:

1.      Pengguna berkomunikasi dengan sistem menggunakan dialog interaktif.

2.      ES menanyakan pertanyaan (yang akan ditanyakan seorang pakar) dan pengguna memberikan jawaban.

3.      Jawaban digunakan untuk menentukan aturan mana yang dipakai dan ES menyediakan rekomendasi berdasarkan aturan yang telah disimpan.

4.      Seorang knowledge engineer bertanggung jawab pada bagaimana melakukan akuisisi pengetahuan, sama seperti seorang analis tetapi dilatih untuk menggunakan teknik yang berbeda.



Fauzi, R. A. (2017). Sistem informasi akuntansi. Yogyakarta: Deepublish.

Goel, A. (2010). Computer fundamental. India: Dorling Kindersley.

Jogiyanto, H. (1999). Analisis dan desain sistem informasi.  Yogyakarta:  Andi.

Kusrini. (2006). Sistem pakar, teori, dan aplikasi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Latif, L. A., & Jamil, M.  2018). Sistem pendukung keputusan teori dan implementasi. Yogyakarta: Deepublish.

Mcleod, J. R. (2008). Management information systems. English: Englewood Cliffs.

Mirza, M. R. (2013). Sistem informasi akuntansi. Malang: UB Press.

Nagpal, D.P. (2000). Textbook on management information systems. New Delhi: S.Chand & Company Ltd.

Roharjana, I. K. (2017). Pengembangan sistem informasi menggunakan metodologi agile. Yogyakarta: Deepublish.

Sarosa, S. (2008). Sistem informasi akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Ukar, K. (2006).  Pengenalan Komputer. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Umar, H. (2005). Riset pemasaran  dan perilaku konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Utama, D. N. (2017). Sistem penunjang keputusan. Yogaykarta: Garudhawaca.

Yulia, D. (2012). Sistem informasi manajemen. Yogyakarta: Deepublish.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#SIP PROPOSAL PERANCANGAN APLIKASI ALAT TES PSIKOLOGI

#SIP : SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER (CBIS)